Rabu, 30 Desember 2009

Awal Mula Peseteruan The Jak vs Viking

Perseteruan antar suporter Persija dan Persib sudah berlangsung lama, tepatnya sejak tahun 2000 yaitu bertepatan dengan Liga Indonesia 6 berlangsung. Di putaran 1 sekitar 6 buah bis suporter Persib datang ke Lebak Bulus dan masuk ke Tribun Timur. Dan terdiri dari banyak unit suporter seperti Balad Persib, Jurig, Stone Lovers, ABCD, Viking dll. Saat itu yang terbesar masih Balad Persib. Meski sempat nyaris terjadi gesekan dengan the Jakmania, tapi alhamdulilah tidak terjadi bentrokan yang lebih luas. Justru kita suporter Persib bergerak ke arah the Jakmania tuk berjabat tangan. Gw inget banget yel-yel kita waktu itu : “ABCD … Anak Bandung Cinta Damai”. Selesai pertandingan suporter Persib juga didampingi the Jakmania menuju bus. Dan The Jakmania mengikuti dengan menyanyikan lagu Halo Halo Bandung.

Penerimaan the Jakmania membuat kita (Viking) berniat tuk mengundang datang ke Bandung saat putaran 2. Dialog berlangsung lancar karena seorang Pengurus the Jakmania yang bernama Erwan rajin ke Bandung tuk bikin kaos. Hubungan Erwan dengan Ayi Beutik juga konon akrab banget sampe2 Erwan pernah cerita kalo dia suka sama adiknya Ayi Beutik. Melalui Erwan jugalah Viking menyatakan keinginannya tuk mengundang dan menyambut the Jakmania di Bandung meski kita sendiri masih khawatir dengan sikap bobotoh yang lain.

The Jakmania saat itu belum sebesar sekarang. Yang nonton di Lebak Bulus aja cuma di sisi Selatan tribun Timur. Jadi bersebelahan dengan Viking. Nah ajakan Viking itu langsung ditanggapi oleh the Jakmania yg memang sudah punya niat jg tuk melakoni partai tandang. Dibentuklah kemudian perencanaan, salah satunya dengan mengutus Sekum dan Bendahara Umum the Jakmania saat itu yaitu Sdr Faisal dan Sdr Danang. Mereka ditugaskan tuk melobi Panpel Persib dari mulai masalah tiket hingga tribun the Jakmania. Kebetulan Danang lagi kuliah di Bandung sehingga tempat kosnya jadi tempat kumpulnya the Jakers disana.

Karena The Jakmania belum berpengalaman mengkoordinasikan anggota tuk nonton tandang. Justru yang menjadi masalah justru bukan di koordinator kepada Panpel Persib tapi di anggota The Jakmania itu sendiri. Banyak anggota yang bandel daftar pada hari H nya. Jumlah yang tadinya cuma 400 orang berkembang menjadi 1000 orang lebih! Bayangin gimana repotnya Pengurus The Jakmania nyari bis tuk ngangkut segitu banyak orang. Akibatnya The Jakmania berangkat baru jam 12 siang! Itu juga terpecah menjadi 3 rombongan. Satu bis berangkat lebih dulu karena akan ganti ban. Disusul 4 bus kemudian. Dan terakhir berangkat dengan 4 bus tambahan.
Keberangkatan The Jakmania sendiri juga masih diliputi keraguan apakah dapat tiket atau tidak. Tim Advance yang diutus mendapatkan kesulitan mencari tiket. 4 hari sebelum pertandingan terjadi kerusuhan di stadion Siliwangi akibat distribusi tiket yang kurang lancar. Ada seorang Vikers yang menganjurkan the Jak tuk hadir di acara khusus pertemuan tim dengan suporternya. Faisal, Danang dan Budi ambil keputusan tuk hadir di acara itu. Disana mereka sempat bertemu Walikota Bandung, Kapolres, Ketua Panpel dan Ketua Keamanan. Mereka semua menjamin bahwa the Jakmania akan bisa masuk dan tiket akan disiapkan khusus. Paling tidak itulah info yang gw dapet dari tim Advance The Jakmania.

1 bis pertama tiba di Stadion Siliwangi. Viking siap menyambut dan mempersilahkan masuk ke stadion, padahal tiket belum di tangan. Sayang hal yang dikhawatirkan Viking terbukti. Perlahan tapi makin lama makin banyak datanglah bobotoh nyamperin the Jak dengan sikap yang tidak simpatik. Melihat gelagat buruk ini Viking minta the Jak tuk keluar dulu ke stadion sambil menunggu rombongan berikut. Sembari menunggu, gw dan beberapa rekan dari The Jakmania ada yang melaksanakan sholat ashar dulu. Ketika selesai sholat, mulailah terjadi hal2 yang tidak diinginkan. Rekan2 kita dari the Jakmania mendapatkan pukulan disana sini dengan menggunakan kayu. Salah satunya tersungkur berlumuran darah yang keluar dari kepalanya. Melihat situasi ini the Jakmania kembali diungsikan menjauh dari stadion.

Rombongan besar 8 buah bis akhirnya tiba juga. Tapi karena terlambat, stadion Siliwangi sudah penuh sesak. Lagipula kita tetap tidak berhasil mendapatkan tiket. Panpel memang kelihatan salah tingkah dan berusaha mengumpulkan dari calo2 yang masih beredar di sekitar stadion, namun jumlahnya juga tidak memadai hanya 300 lembar. Sementara bobotoh yang masih berada di luar juga mulai melakukan serangan terhadap the Jakmania. Gw sempet coba menenangkan dan cekcok dengan seorang rekan bobotoh yang ngambil dengan paksa kacamata anggota The Jakmania. Bobotoh itu bilang kalo dia kesal sama anak Jakarta karena mereka juga diperlakukan dengan tidak simpatik di Jakarta ketika menyaksikan pertandingan Persijatim vs Persib di Lebak Bulus. Bobotoh tidak mau tau kalo Persijatim tu beda dengan Persija. Seingat gw kejadian ini sempat direkam foto oleh wartawan dari Tabloid GO dan terpampang jelas esoknya di media tersebut.

Gw lalu ngambil inisiatif tuk nyari rombongan pertama the jakmania yang dateng duluan dan mengajak mereka tuk gabung ke rombongan besar. Disana gw minta maaf ke semua anggota The Jakmania karena gagal membawa rombongan sampai masuk ke stadion dan pulang dengan aman. Di situ dari Panpel juga sempat minta maaf. Namun kondisi ini tidak bisa diterima oleh seluruh rombongan The Jakmania, bahkan mereka juga tidak mau berjabat tangan dengan gw dan 2 orang Viking lainnya yang masih setia mengawal meski pertandingan sudah berlangsung.

Ketika rombongan hendak pulang, tiba2 The Jakmania diserang lagi oleh bobotoh yang masih nunggu di luar stadion. Kondisi ini jelas tidak bisa diterima oleh The Jakmania. Sudah ga bisa masuk masih juga diserang. Akhirnya The Jakmania balas perlakuan mereka (Oknum Bobotoh). Jumlah bobotoh di luar stadion masih ratusan sehingga terjadilah bentrokan yang mengakibatkan pecahnya kaca2 mobil akibat terkena lemparan dari kedua kubu. Ketika polisi datang, keributan mereda dan the Jakmania mulai beranjak pulang. Sempat pula terjadi bentrok beberapa kali ketika rombongan berpapasan dengan bobotoh yang pulang karena tidak kebagian tiket.

Sejak saat itulah api dendam dan permusuhan terus berkobar di kedua belah pihak. Puncaknya di acara Kuis Siapa Berani di Indosiar. Acara ini diprakarsai oleh Sigit Nugroho wartawan Bola yang terpilih menjadi Ketua Asosiasi Suporter Seluruh Indonesia.
Sayang bentrokan ternyata ga bisa dihindari. Bukan gw memihak tapi faktanya memang Viking yang mulai. Mereka neriakin yel2 “Jakarta Banjir” yang dibales juga oleh the Jak. Suasana memanas hingga akhirnya terjadi benturan fisik.

Letak Indosiar di Jakarta, jadi ga heran pelan2 berdatanganlah para suporter Persija kesana. Suasana sudah tidak terkendali dan atas inisiatif Polisi dan Indosiar, Viking langsung diungsikan dengan menggunakan truk Polisi. Namun kejadian ini ternyata dah menyebar luas kemana-mana hingga akhirnya terjadilah penyerangan terhadap rombongan Viking di tol Kebon Jeruk.

Gw juga heran gimana Viking menyatakan klo hadiah menang kuis dirampok the Jak padahal hadiah itu kan belum diserahkan pihak Indosiar. Hadiah itu pun sampe sekarang ga kita terima. Saat itulah nama the Jakmania menjadi buruk. Di mata media the Jakmania tidak menerima kalah sehingga menyerang. Opini sudah terbentuk dan masyarakat di Bandung juga ikutan menghujat, sementara di Jakarta menyayangkan.

Semenjak terjadi permusuhan dengan the Jakmania, apalagi setelah kejadian Indosiar, Viking berkembang pesat menjadi suporter yang dominan di Bandung. Mereka terus menebarkan kebencian ke the Jak dengan mengeluarkan kaos2 dan lagu2 yang bersifat menghujat the Jak. Reaksi anggota the Jakmania juga heboh. Mereka rame2 bikin kaos yang balas menghujat Viking.

Sikap ini justru malah mengobarkan api kebencian suporter Persija terhadap Viking. Sehingga the Jakers banyak yang benci mereka bukan karena tau kejadian awalnya, tapi karena mereka ga suka dikata-katain terus. Belakangan Komisi Disiplin mengeluarkan larangan akan hal-hal seperti ini. Terlambat! Dan penerapannya juga ga konsisten, masih banyak yang tetap melakukannya, bukan hanya Viking atau the Jakmania tapi hampir di semua stadion di Indonesia.

Sebetulnya ada juga pihak2 yang mengusahakan perdamaian. Panpel Persib pernah berinisiatif mempertemukan the Jakmania dan Viking di Bandung. Tapi pertemuan tersebut buntu karena tidak ada niat dari Heru Joko tuk berdamai.

Perseteruan makin melebar. Semakin banyak Viking yang masuk ke website the Jakmania dan menebarkan virus kebencian … semakin banyak dan besarlah kebencian the Jakers ke mereka. Bahkan Panglima Viking Ayi Beutik sempat mengeluarkan pernyataan tuk menjaga kelestarian permusuhan ini seperti Barcelona dan Real Madrid.

Sekarang permusuhan the Jakmania kontra Viking menjadi warna tersendiri bagi sepakbola Indonesia. Seorang sutradara tertarik menjadikan perseteruan ini sebagai inspirasi dalam filmnya yang berjudul ROMEO & JULIET. Di tengah perseteruan, Viking justru kompak untuk menolak film ini dengan alasannya masing2. Ketua Viking dengan didukung anggotanya membuktikan ucapannya dengan menggagalkan pemutaran film ini. Sementara di Jakarta justru sebaliknya, meski pimpinan menyatakan akan menuntut tapi toh hampir semua bioskop2 di jabodetabek dipenuhi oleh The Jakmania yang memang sudah ga sabar menanti film ini diputar.

Nah, itulah kisah panjang tentang permusuhan 2 kelompok suporter besar di Indonesia, paling engga dari kacamata gw. Tulisan ini dibuat atas permintaan seorang bobotoh yang penasaran dengan sebab musabab permusuhan tersebut. Gw juga ga suka dengan orang yang berkomentar sinis baik terhadap the Jakmania maupun Viking. Mereka itu tidak tau apa2, bisanya cuma menghakimi aja. Ada hak apa mereka menghujat? Liat dulu kisahnya baru mereka akan berpikir dan bantu mencarikan solusi.

Klo lu tanya ke gw, masih ada ga kemungkinan damai? Jawabanya ‘bomat” alias bodo amat. Ngapain mikirin? Bagi gw damai tu bukan kata benda, tapi kata kerja. Jadi ga usah banyak ngomong, yang penting buktiin. Lebih baik mikirin KOMITMEN masing2 aja, lebih cinta mana kita sama PERSIB atau sama PERMUSUHAN DENGAN THE JAKMANIA.

Sumber : http://www.facebook.com/topic.php?uid=164951378783&topic=10304

Read more...

Merah Putih Coret Boaz Solossa

Amunisi Persipura Jayapura Boaz Solossa didiskualifikasi dari timnas Indonesia. Boaz dianggap indisipliner. Boaz belum juga memenuhi panggilan timnas meski training camp(TC) lanjutan timnas untuk Pra-Piala Asia (PPA) 2011 sudah digelar sejak empat hari lalu.

TC Merah Putih sementara baru diikuti 19 dari 22 pemain karena kiper Achmad Kurniawan dan Rachmat Latief masih bertanding bersama klubnya.Ketua BTN Rahim Soekasah menyatakan, timnas tidak lagi memberikan toleransi bagi Boaz.”Boaz dicoret.Kami tidak mau lagi memikirkan pemain yang sikapnya seperti itu,”ungkap Rahim kemarin.

Bukan pertama kali tarik ulur pemanggilan Boaz terjadi.Pemain berusia 23 tahun itu sebelumnya terlambat datang mengikuti persiapan timnas jelang bentrok kontra Kuwait, 25 September lalu. Boaz akan dilaporkan Komdis bila tidak muncul sampai me-lewati deadline, Rabu (30/12). Namun, kenyataannya Merah Putih tetap memberikan toleransi lantaran alasan problem keluarga.

Kemudahanjugamasihdiberikan saat Boaz menolak panggilan timnas untuk Piala Kemerdekaan 2008 dan Turnamen GRMC 2008. Timnas memaklumi penampikan Boaz di Piala Kemerdekaan karena belum sepenuhnya terbebas dari cedera tulang fibula dan disposisi articulation talocruralis.

Hal serupa dilakukan menjelang Turnamen GRMC. Bochi–sapaannya– waktu itu merencanakan operasi pencabutan pen. Rahim menambahkan, posisi yang ditinggalkan Boaz akan dibiarkan kosong.”Kami tinggal membuat laporan kepada PSSI. Isinya tentang alasan tidak munculnya Boaz.Kami sudah dihubungi klubnya.

Kami tidak perlu memanggil pemain lain karena hanya untuk satu laga,”lanjutnya. Persipura melalui asisten manajernya kabarnya sudah melakukan konfirmasi melalui telepon atas ketidakhadiran Boaz sesuai agenda TC. Mutiara Hitam mengklaim posisi Boaz berada di Sorong.Problem tampaknya membesar karena BTN berencana berkirim surat ke Komdis atas perilaku indisipliner Boaz pada 4 Januari mendatang.

Sekjen PSSI Nugraha Besoes menjelaskan, Boaz berpeluang selamanya tidak dipanggil timnas apabila masih bersikap mangkir. ”Memprihatinkan bila pemain tidak mengerti kepentingan nasional. Ini bukan tentang kalah menang di PPA,tapi menyangkut bela negara. Timnas tidak sedang mengemis kepada pemain.

Kami juga tidak akan memanjakan mereka. Kalau ada pemain bersikap seperti itu, timnas tidak akan lagi memakainya,” terangnya. Sementara itu,Merah Putih berencana menggelar uji coba kontra Afrika Selection di SUGBK,hari ini. Pelatih Timnas Benny Dollo mengaku, uji coba untuk mengukur performa pemain.

Sumber : http://bolaindo.com

Read more...

Selasa, 29 Desember 2009

Persija Mantapkan Fisik Pemain

Persija Jakarta mantapkan persiapan fisik seluruh pemain menghadapi ketatnya jadwal pertandingan lanjutan Liga Super Indonesia 2009/2010. Bahkan, sang arsitek dipastikan tidak memberikan libur akhir tahun layaknya tim-tim lain.

Langkah ini penting mengingat Macan Kemayoran -julukan Persija- harus menghadapi tujuh pertandingan di bulan Januari dan awal Februari 2010. Padatnya laga di awal tahun 2010 merupakan imbas penundaan jadwal akibat operasi lilin untuk pengamanan Natal 2009 dan Tahun Baru 2010 yang digelar Mabes Polri.

Setidaknya, sepanjang bulan Desember 2009 ini terdapat dua laga Persija yang ditunda. Pertandingan tersebut adalah derby dua tim ibukota Persija kontra Persitara Jakarta Utara yang sedianya dilangsungkan pada 23 Dsember 2009 harus diundur menjadi 20 Januari 2010. Meski panitia pelaksana (panpel) Persija mengindikasikan pertandingan akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), namun hingga kini izin dari aparat kepolisian belum juga turun.

Pertandingan lainnya yang mengalami penundaan adalah laga kontra Persela Lamongan menjadi 3 Februari 2010. Sejatinya, pertandingan ini akan digelar pada 27 Desember 2010. Namun dengan alasan keamanan ibukota, laga ini terpaksa ditunda.

Penundaan ini menjadi yang kedua kali. Sebelumnya laga ini direncanakan pada 24 Oktober 2009 namun tertunda akibat pelantikan Presiden terpilih SBY-Boediono.

Melihat kondisi ini, tak heran Macan Kemayoran terus menggenjot kesiapan fisik para pemain. Tak tanggung-tanggung, sejak pertandingan terakhirnya kontra Pelita Jaya pada 20 Desember 2009 lalu, Ismed Sofyan dkk terus melakukan latihan setiap hari. Bahkan libur menjelang Natal dan Tahun baru masing-masing hanya satu hari.

“Tanggal 31 kita latihan, libur hanya tanggal 1, lalu tanggal 2 masuk latihan lagi,” kata Pelatih Persija Maman Suryaman.

Digenjotnya fisik pemain merupakan hal mutlak mengingat celah kekalahan Macan Kemayoran salah satunya akibat ketidaksiapan fisik. “Kalau menyerang lini pertahanan kurang membantu, begitu juga saat diserang, pemain depan lambat turun ke bekang. Persoalan ini kan bukan teknik tapi fisik,” kata Maman.

Dikatakan Maman, jika saja fisik pemain tidak menunjang, strategi apa pun yang diterapkan sulit untuk dijalankan. Padahal timnya harus bisa mendulang poin sebanyak-banyaknya untuk menjaga agar tidak kembali ke papan bawah klasemen sementara.

"Dengan kembalinya beberapa pemain usai membela timnas, tentu akan menambah kekuatan kami. Sehingga target meraih poin maksimal di tujuh laga tersebut bisa tercapai," kata Maman.

Performa Persija memang cukup memprihatinkan. Dari 10 laga yang dimainkan sejak kick off musim ini, Macan kemayoran menempati peringkat 13 klasemen sementara dengan raihan 12 poin hasil tiga kali kemenangan, tiga kali seri dan empat laga sisanya menelan pil pahit kekalahan. Padahal, banyak pengamat memprediksi, mereka menjadi salah satu kandidat juara.

Sempat terperosok ke zona merah juga menjadi rapor terburuk klub sepanjang tiga musim terakhir. Padahal, pada putaran pertama musim lalu, pasukan Maman Suryaman ini selalu berada di papan atas.

Sumber : http://bolaindo.com

Read more...

Merah Putih Terkendala Kiper

Tim nasional (Timnas) Indonesia masih terkendala kiper menjelang laga Pra-Piala Asia (PPA) kontra Oman di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK),6 Januari nanti.

Sejauh ini 40 nama pemain Indonesia telah didaftarkan ke AFC untuk PPA 2011.Timnas memiliki jatah lima penjaga gawang, yakni M Yasir, Dian Agus Prasetyo, Markus Horison, Achmad ‘AK’ Kurniawan, dan Ferry Rotinsulu. Namun, dalam daftar 22 pemain timnas menjelang laga Oman, tim Merah Putih hanya memilih Markus,Ferry,dan AK. Ironisnya, dua penjaga ternyata masih bermasalah.

Terbukti, saat TC di SUGBK hari kedua kemarin hanya Ferry yang datang.Padahal, penjaga gawang Sriwijaya FC ini bukan kiper utama tim Merah Putih. Posisi kiper utama timnas sendiri ditempati Markus. Namun, penjaga gawang Arema Malang itu tak bisa hadir karena sakit. Sementara AK absen tanpa alasan jelas.

Karena kondisi itulah Badan Tim Nasional (BTN) menjajaki penambahan penjaga gawang kepada KonfederasiSepakBola Asia(AFC). ”Kami sedang mengusahakan ke AFC untuk penambahan penjaga gawang,” kata Ketua BTN Rahim Soekasah saat training camp (TC) tim Merah Putihdi Jakarta kemarin.

BTN memang terpaksa melobi AFC untuk menambah skuad di bawah mistar gawang. Pasalnya, dari kelima kiper yang terdaftar di AFC,sebagian besar cedera.Mereka adalah Dian (Pelita Jaya) dan Markus. Sementara Yasir tidak dipanggil timnas dengan pertimbangan masih memperkuat klubnya, Persija Jakarta.

“Cedera Dian sudah lama sehingga kami tidak memanggilnya. Saat melawan Persija, dia sebenarnya disuntik.Jadi,masa mau disuntik lagi? Saya khawatir akan menimbulkan cacat,”kata Rahim. Namun,upaya lobi BTN ke AFC tidaklah mudah.Pasalnya,badan sepak bola Asia itu libur hingga 14 Januari 2010.

Sementara laga Charis YuliantodkkbentrokOmanberlangsung 6 Januari. ”Kami akan terus berusaha, mungkin melalui surat atau telepon. Prinsipnya,yang penting disetujui dulu, masalahadministrasinya menyusul,”kata Rahim. Namun,Asisten Pelatih Timnas Sudarno berharap Markus segera bergabung dengan TC sehingga dapat memperkuat tim Merah Putih kontra juara Piala Teluk 2009 tersebut.

Namun,jika skenario terburuk terjadi, Sudarno menyodorkan penjaga gawang Jendri Pitoy untuk menempati posisi tersebut.“Ini kan masih lama.Mudah-mudahan Markus bisa tampil,”kata Sudarno. Sementara itu,Ferry mengatakan siap menjadi penjaga gawang utama timnas jika pelatih meminta menggantikan posisi Markus yang cedera.“Saya selalu siap dan bangga memperkuat tim Merah Putih,” ungkapnya.

Dalam latihan kemarin,baru 18 pemain dari 22 orang yang tergabung dalam timnas. Jumlah ini bertambah dibandingkan latihan hari perdana yang diikuti 15 pemain. Keempat pemain yang belum hadir adalah Boaz Salossa,AK, Markus, dan Rahmad Latief. Yang jelas, peluang Indonesia menembus final round di Qatar sangatlah sulit.

Sebab,saat ini tim Merah Putih masih terdampar di posisi paling bawah klasemen Grup B. Dari hasil tiga imbang dan sekali kalah, Charis dkk baru mengepak tiga poin,tertinggal satu angka dari Oman dan empat poin dari Kuwait serta Australia yang berada di peringkat 1 dan 2.Tim Merah Putih bukan sekadar wajib menang pada dua laga sisa.Tiket final round juga menunggu keajaiban Kuwait dan Oman terjerembab pada laga sisa.

Read more...

Sabtu, 26 Desember 2009

Persija Nego Therdsak Chaiman


Persija Jakarta membidik gelandang timnas Thailand Therdsak Chaiman. Masuknya Chaiman akan makin menegaskan Negeri Gajah Putih sebagai pemasok amunisi asing Asia terbanyak di Indonesia.

Sedikitnya 19 pemain asing Asia beredar di Liga Super 2009/2010 dengan konsumen 13 klub. Beberapa klub yang belum memakai jasa amunisi asing Asia di antaranya Persipura Jayapura, Persik Kediri, Persiwa Wamena, PSPS Pekanbaru, dan Persela Lamongan. Rata-rata klub baru memainkan mereka 63% dari total laga karena terbelit problem nonteknis, baik administrasi, akumulasi kartu, atau cedera.

Saat ini Thailand dan Singapura tercatat sebagai pengekspor terbanyak masing-masing dengan lima amunisi. Derasnya impor amunisi Thailand dan Singapura sebenarnya menyisakan ironi. Sebab, status kompetisi mereka di Asia justru di bawah Liga Super. Klub asal dua negara itu tidak dijatah tiket otomatis final round Liga Champions Asia (LCA).

Armed Forces (Singapura) dan Muangthong (Thailand) harus memulai perjuangan di LCA dari zona playoff. Lalu, Indonesia langsung dijatah satu tiket final round dan berpeluang bertambah bila Sriwijaya FC sukses menaklukkan Armed Forces di playoff. Direktur Teknik Persija Jakarta Benny "Bendol" Dollo mengungkapkan, pendekatan terus dilakukan terhadap Chaiman.

”Persija masih memiliki satu kuota pemain asing. Kami harap Chaiman mau bermain di sini. Kami sudah bertemu beberapa kali, tapi belum juga sepakat dengan nilai kontraknya. Kami saat ini belum bisa sebutkan berapa yang dia minta dan kami tawarkan,” ungkapnya kemarin. Persija baru memiliki empat pemain asing seperti Abanda Herman, Richard Caceres, dan duo Singapura Baihakki Khaizan serta Fahrudin Mustafic.

Namun, performa mereka tetap meragukan dan sempat terperosok ke zona playoff degradasi. Mungkinkah masuknya Chaiman bisa mengangkat performa Persija? Sebab, usianya sudah 36 tahun. Tampaknya, Macan Kemayoran juga harus memilah satu di antara Fahrudin dan Caceres yang memiliki fungsi sama sebagai gelandang bertahan.

”Kami membutuhkan seorang composer. Selama ini Persija belum punya playmaker. Kami melihat Chaiman memiliki kapasitas itu. Usia Chaiman memang tidak muda lagi, tapi performanya cukup bagus bersama timnas Thailand,” tuturnya. Chaiman menyumbangkan satu gol pada menit ke-75 saat Thailand menang 3-1 atas Singapura di Grup E Pra-Piala Asia 2011. Bukan hanya Macan Kemayoran, Persipura juga tertarik memakai jasa pemain asing Asia.

Tiga amunisi impor Mutiara Hitam, julukan Persipura, sekarang berasal dari Brasil, Kamerun, dan Nigeria. Manajer Persipura Rusdi Maswi menyatakan, pemain asing Asia nantinya diproyeksikan menggantikan posisi bek Ricardo Salampessy yang harus beristirahat sampai akhir musim.

”Persipura mencari pemain asing Asia untuk posisi yang ditinggalkan Ricardo. Kami juga akan bermain di LCA, selain memperbaiki performa. Kami sebenarnya lebih senang mencari pemain asing dari Jepang atau Korsel. Kualitas mereka lebih baik, tapi harganya memang tinggi. Nanti kalau harganya tetap tidak terjangkau bisa saja pencarian kami alihkan ke tempat lain,” tandasnya.

Sumber : http://bolaindo.com

Read more...

Jumat, 25 Desember 2009

Derby Jakarta 20 Januari

Partai tunda derby klub ibukota Persija Jakarta kontra Persitara Jakarta Utara yang sedianya digelar hari ini akan dilangsungkan pada 20 Januari 2010. Macan kemayoran -julukan Persija- mengincar Stadion Brawijaya, Kediri sebagai venue pengganti.

"Jika di Jakarta tidak dapat izin, kemungkinan besar di Kediri ," kata Ketua panitia pelaksana (panpel) Persija Wargo Hartoyo saat dihubungi Rabu (23/12/2009).

Dia mengatakan, panpel mengincar markas Persik Kediri, Stadion Brawijaya, sebagai venue bila garansi izin tetap beku. Pilihan tersebut lantaran stadion lain yang dibidik, Stadion Singaperbangsa, Karawang, misalnya, tak bisa digunakan karena padatnya agenda

Selain itu jelas Wargo, Kediri dinilai sebagai tempat yang dapat menjaga netralistas duel dua klub ibukota tersebut. Meski demikian jelas dia, pihaknya akan terus berupaya gelar derby ibukota yang sedianya digelar pada Rabu (23/12) tetap digelar di Jakarta. "Kami terus negosiasi dengan pihak kepolisian," katanya.

Sementara itu Chief Executive Officer (CEO) PT Liga Indonesia (LI) Joko Driyono mengungkapkan, Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) diminta turun tangan mengatasi kisruh internal yang melanda Persija, Jakarta .Jika dibiarkan, dikhawatirkan mengganggu performa tim Macan Kemayoran secara keseluruhan. "Terkait hal itu, kita sudah kirim surat ke PSSI," katanya.

Dia mengatakan, penanganan badai kisruh yang menghinggap di tubuh Persija merupakan wewenang PSSI. Sementara LI, selaku otoritas yang menangani pertandingan klub-klub LI tidak berhak mencampuri persoalan internal tersebut. "Kita tidak berhak justifikasi tentang hal itu, yang berwenang PSSI," kata Joko.

Menurut Joko, langkah cepat penanganan PSSI sangat penting mengingat saling klaim kepengurusan kedua kubu Persija belum menemui titik terang. Jika dibiarkan, dikhawatirkan akan mengganggu penampilan tim Macan Kemayoran secara keseluruhan.

Kekhawatiran LI cukup beralasan. Pasalnya, kedua kubu yang terlibat konflik yaitu Ketua Umum Persija Toni Tobias dan kubu Bambang cs saling berebut kue panitia pelaksana (panpel) pertandingan. Kubu Bambang mengklaim penggantian panpel akan dilakukan saat Macan Kemayoran menjamu Persela Lamongan, Minggu (27/12/2009). Namun kubu Toni menolak keras. Toni juga menilai Bambang cs melakukan penggelapan uang Persija senilai Rp620 juta.

Toni juga beranggapan, Rapat Umum Luar Biasa (RULB) Senin lalu (14/12) yang melengserkan Toni dari posisinya dinilai tidak sah. Toni mempertanyakan digelarnya RULB karena tidak memiliki dasar hukum yang jelas. "Dasar dia menggelar RULB apa? Mereka tahu cara berorganisasi tidak? Itu tidak sah," tanya Toni.

Bahkan dalam waktu dekat, pihaknya akan membawa persoalan ini ke jalur hukum. "Kita sedang kumpulkan dan verifikasi data-data, kalau sudah lengkap dalam pekan ini segera kita laporkan ke pihak yang berwenang," kata Toni.

Terpisah Direktur Keuangan dan Pengembangan PT Persija Jaya Sony Sumarsono membantah dugaan penggelapan uang Persija yang dialamatkan ke kubunya. "Kita tidak pernah melakukan penggelapan itu," katanya.

Sementara pada Selasa (22/12/2009), tim formatur Persija Biner Tobing bersama enam formatur lainnya yakni Sonny Soemarsono, Bambang Sutjipto, Lingga atau Azar Lubis, melaporkan hasil (RULB) Persija kepada Sekretaris Jendral (Sekjen) PSSI Nugraha Besoes. Tobias yang diundang dalam kapasitas sebagai ketua PSAL tidak hadir tanpa alasan yang jelas.

Sumber : http://bolaindo.com

Read more...

Kamis, 24 Desember 2009

Persija Incar Dua Pemain Asing

Daya gedor skuad Persija Jakarta akan bertambah tajam seiring dimulainya putaran kedua lanjutan Liga Super Indonesia 2009/2010. Guna mengisi sejumlah kelemahan, Macan Kemayoran tengah membidik sejumlah pemain pada bursa transfer paruh musim, Januari mendatang.

Direktur Teknik Persija Benny "Bendol" Dollo mengatakan, kedua pemain yang menjadi target Macan Kemayoran adalah pemain asing. Sayangnya dia belum mau menyebutkan nama pemain yang diincar. Dia hanya mengungkapkan, kedua pemain tersebut akan mengisi posisi di lini tengah sebagai playmaker dan striker.

“Ya kita sedang incar sejumlah pemain. Manajemen sepertinya telah memberikan lampu hijau,” kata Benny.

Bendol juga tidak menyebutkan kisaran nilai transfer atas dua pemain yang dibidik tersebut. “Itu urusan manajemen, kita hanya mengusulkan,” kata Bendol.

Selama ini Persija memang memiliki kelemahan di sektor lini tengah. Macan Kemayoran tidak memiliki sang jenderal lapangan yang mampu mengatur irama permainan, kapan waktu menyerang, dan kapan saatnya bertahan. Kondisi ini membuat aliran bola ke lini depan tidak berjalan sempurna.

Di sektor depan, daya gedor Macan Kemayoran dinilai cukup ampuh. Hal ini terbukti dari striker Bambang ‘bepe’ Pamungkas yang masuk dalam jajaran pencetak gol terbanyak yaitu delapan gol. Perolehan bepe hanya satu tingkat dibawah top skorer sementara LSI Julio Lopez (Persiba) dengan sembilan gol.

Meski lini depan tim berkostum Oranye ini cukup ampuh, namun nampaknya Bendol belum puas dengan penampilan anak asuhnya. Pria yang juga menjabat pelatih Timnas Indonesia ini menginginkan aliran bola dari lini tengah dimaksimalkan oleh punggawa-punggawa di sektor depan.

“Kedua pemain yang kita bidik nantinya diproyeksi sebagai playmaker dan ujung tombak,” kata Bendol.

Kedua pemain asing itu nantinya akan berkompetisi sekaligus berotasi dengan pemain Persija yang selama ini mengisi posisinya masing-masing. Dengan sistem ini, diharapkan Macan Kemayoran dapat beranjak dari zona degradasi menuju jajaran klub papan atas. “Tentunya mereka akan berkompetisi sehat, karena hanya dengan ini, Persija bisa meriah sukses,” kata Bendol.

Di sisi lain Bendol juga mengkritisi kisruh internal di tubuh Macan Kemayoran. Buntut swastanisasi Persija ke sejumlah investor justru memperkeruh suasana dan performa tim. “Di luar (investor) ada yang bilang, Bambang tidak pantas masuk Persija, omongan-omongan ini kan sebenarnya tidak patut. Ini membuat mental anak-anak terpengaruh,” kata Bendol.

Dalam lima laga terakhir, prestasi Macan Kemayoran memang kurang menggembirakan. Hanya satu kali menang, satu kali kalah dan sisanya bermain imbang. Saat ini Persija menempati peringkat 13 klasemen sementara dengan raihan 12 poin. Dari sepuluh kali main, Macan Kemayoran hanya mengantongi tiga kali kemenangan, tiga kali seri dan empat laga sisanya menelan pil pahit menderita kekalahan.

Performa Persija sejak kick-off LSI musim ini kurang menjanjikan. Padahal, banyak pengamat memprediksi, mereka menjadi salah satu kandidat juara. Sempat terperosok ke zona merah juga menjadi rapor terburuk klub sepanjang tiga musim terakhir. Padahal, pada putaran pertama musim lalu, pasukan Maman Suryaman ini selalu berada di papan atas.

Sumber : http://bolaindo.com

Read more...

Selasa, 22 Desember 2009

Pertandingan Persija-Persitara Ditunda

Derby Ibukota Persija Jakarta versus Persitara Jakarta Utara yang dijadwalkan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Rabu (23/12), dibatalkan. Penyebabnya, tak ada izin dari penanggung jawab keamanan Ibukota, Polda Metro Jaya.

“Duel Persija-Persitara tak bisa digelar karena tak ada izin Polda Metro Jaya,” kata CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono kepada wartawan, Selasa (22/12). Tak adanya izin dari kepolisian diduga terkait konsentrasi operasi dengan sandi Lilin menjelang Natal dan Tahun Baru 2010.

Penundaan itu mengingatkan perjuangan berat yang harus dipikul Persija Jakarta dan manajemen tim pada musim lalu. Persija harus menjalani sedikitnya tujuh partai kandang musafir pada putaran kedua Liga Super yang digelar di luar Jakarta karena tak ada izin dari aparat Polda Metro Jaya.



Selain derby Ibukota itu, laga Persitara Jakarta Utara versus Persik Kediri yang sejatinya digelar di Gelora Mahasiswa Sumantri Brojonegoro, Sabtu (26/12), serta laga Persija – Persela Lamongan (27/12) di SUGBK, juga dibatalkan.

Joko menegaskan, hingga tutup tahun 2009 tidak ada pertandingan sepakbola di Jakarta. “Pokoknya sampai akhir tahun Jakarta tidak ada pertandingan sama sekali,”
kata Joko.

Kegiatan keramaian lainnya juga tidak diizinkan seperti drag bike yang direncanakan digelar di Kemayoran, Minggu (27/12).

Joko akan menjelaskan pelaksanaan laga-laga yang dibatalkan tersebut setelah PT Liga menggelar rapat pleno, Rabu (23/12).

“Kami memperkirakan tidak adanya izin terkait konsentrasi kepolisian yang tersita menjelang Natal dan Tahun Baru,” jelasnya

Sumber : http://poskota.co.id

Read more...

Senin, 21 Desember 2009

Abanda Herman





Biodata
Nama : Abanda Herman
Lahir: Younde, Kamerun, 20 Februari 1984
Tinggi & berat: 187 cm & 86 kg
Klub: Persija Jakarta
Posisi: stopper
Nomor punggung: 4
Karir: 2003 Canon of Younde (Kamerun)
2004-2005 PSM Makassar
2006-... Persija Jakarta


Dalam sepak bola profesional, kualitas pemain selalu berbanding lurus dengan tebal tipisnya kantong. Setidaknya hal itulah yang dialami oleh salah seorang pemain asing Persija Jakarta, Abanda Herman. Pada Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009, stopper tim berjuluk Macan Kemayoran itu menjadi pemain asing termahal.


Menurut data yang dimiliki Badan Liga Indonesia (BLI), untuk musim 2008/2009, Abanda dibanderol Persija senilai Rp1,35 miliar. Angka itu hanya berselisih Rp200 juta dari pemain termahal musim ini, Bambang Pamungkas, striker Persija.

Untuk menyandang status pemain asing termahal, tentu bukan hal yang mudah bagi Abanda. Saat kali pertama bermain di Indonesia, pria kelahiran Younde, Kamerun, 20 Februari 1984 itu hanya mendapat gaji bulanan. Tak ada nilai kontrak yang ditandatanganinya saat membela PSM Makassar pada 2004 lalu.

”Saat itu Abanda hanya dibayar Rp25 juta setiap bulan. Dia tidak tanda tangan kontrak karena masuk ke PSM pada putaran kedua,” ujar agennya, Jules Denis Onana, di kediamannya, Cinere, Jakarta Selatan kepada VIVanews.

Kedisiplinan Abanda dalam menjaga lini pertahanan dan kejeliannya memanfaatkan umpan-umpan lambung di depan gawang lawan membuat nilai jualnya terus meningkat. Setahun kemudian, PSM pun menyodorkan kontrak Rp440 juta untuk satu tahun.

Lagi-lagi Abanda menunjukkan kualitasnya. Pemain jangkung itu menjadi salah satu aktor di balik kesuksesan PSM menembus babak delapan besar Liga Indonesia 2004.

Setahun kemudian, nama Abanda semakin mentereng di kancah sepakbola nasional. Pemain dengan tinggi badan 187 cm itu mulai diincar klub-klub besar.



Salah satu yang paling berminat kala itu adalah Persija Jakarta. Tim ibu kota itu rela merogoh kocek hingga Rp800 juta untuk mendatangkan Abanda.

Tak mudah bagi Macan Kemayoran untuk mendatangkan Abanda ke Jakarta. Pihak PSM tak mau melepasnya karena dianggap telah menyetujui perpanjangan kontrak.

Abanda bahkan sempat akan dilaporkan kepada FIFA karena dituding telah menerima uang muka perpanjangan kontrak senilai Rp50 juta. Beruntung masalah akhirnya selesai dan Abanda resmi berkostum oranye.

Sayangnya, bersama Persija Jakarta, Abanda belum berhasil mengangkat trofi. Sempat menjadi runner up Liga Indonesia dan Copa Indonesia 2005, prestasi Persija justru terus merosot setiap tahunnya.

Pada Liga Indonesia 2006, Persija sudah tersingkir di babak delapan besar. Sedangkan di Copa, Persija hanya menempati peringkat 3.

Tak ayal, perombakan pemain pun langsung digelar kubu Macan Kemayoran. Sebagian besar legiun asing diganti.


Striker yang sudah dua musim membela Persija, Batoum Urbain Roger jadi salah satu yang menjadi tumbalnya. Pemain yang sempat menjadi kebanggaan pendukung fanatik The Jakmania ini didepak karena dianggap tak produktif lagi.

Begitu juga dengan pemain tengah, Alex Tito Brown. Pemain asal Liberia itu juga dibuang dari Persija. Nasib yang sama juga dialami Oscar Aravena dari Chile dan Erick Mabenga dari Kamerun.

Dengan demikian, satu-satunya pemain asing yang dipertahankan adalah Abanda. Tak tanggung-tanggung, mantan pemain Canon of Younde itu dibanderol dengan angka Rp1,1 miliar.

Meski Persija kembali gagal meraih gelar juara pada Liga Indonesia 2007, posisi Abanda masih tetap aman. Bahkan, untuk musim 2008/2009, banderol Abanda terus naik hingga menyentuh angka Rp 1,35 miliar.

”Saya tak ingin mengomentari kontrak dengan Persija. Bagi saya itu bukan sesuatu yang harus diketahui publik,” kata Abanda usai mengikuti latihan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta.

Menurutnya, berapa pun kontrak yang ditandatangani dengan Persija akan dibayarnya dengan permainan maksimal di atas lapangan. ”Setiap pemain tentu ingin juara. Dan saya ingin mewujudkannya bersama Persija.

Berstatus pemain berkantong tebal, tak membuat Abanda silau dan hidup gemerlap. Pemain yang terkenal pendiam itu memilih untuk menabung uang yang didapatnya dari lapangan hijau. Sebagian lagi dikirimkan ke keluarganya di Kamerun.

Read more...

Bambang Pamungkas

Salatiga, Jawa TengahTemplat:10-6-1980) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Persija Jakarta di Liga Indonesia dan sering mewakili negara dalam timnas sepak bola Indonesia. Dia biasa berposisi sebagai penyerang.

Meskipun tidak terlalu tinggi (171 cm), Bambang mempunyai lompatan yang tinggi dan tandukan yang akurat. Salah satu pemain yang dikaguminya adalah rekannya dalam tim nasional adalah Kurniawan Dwi Yulianto.

Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah menjadi pencetak gol terbanyak untuk skuad Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V, dengan 7 gol.

Penampilan pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada 2 Juli 1999 dalam pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang, yang saat itu baru berusia 18 tahun, berhasil menciptakan sebuah gol dalam pertandingan yang berakhir seri 2-2.



Karir profesional

Bambang menjaringkan 2 gol pada musim pertamanya di Liga Indonesia walaupun tim yang diwakilinya Persija Jakarta gagal ke babak akhir. Saat musim tersebut berakhir, Bambang bergabung dengan sebuah tim divisi 3 Belanda, EHC Norad. Namun masalah keluarga dan kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan cuaca sejuk Eropa menyebabkan beberapa bulan setelah itu, EHC Norad meminjamkan Bambang kembali kepada Persija sebelum kedua-dua pihak mengakhiri kontrak atas persetujuan bersama.

Setahun kemudian, Bambang menjadi top scorer dengan 8 gol sekaligus membantu Indonesia menjadi juara kedua Piala Tiger 2002.

Hingga penampilan terakhirnya untuk Indonesia pada kualifikasi Piala Dunia 2006 melawan Sri Lanka pada September 2004, Bambang telah menjaringkan 18 gol dalam 35 penampilan. Namun masalah kecederaan serta prestasi yang menurun (kali terakhir Bambang menjaringkan gol untuk Indonesia adalah pada 12 Februari 2004) menyebabkannya tersisih dari skuad Piala Tiger Indonesia 2004. Saat rekan-rekannya berjuang di Piala Tiger, Bambang menandatangani kontrak dengan Selangor FC. Hingga Juli 2005, ia adalah pencetak gol terbanyak untuk timnya dengan 22 gol.

Musim 2007 ia kembali memperkuat Persija Jakarta di Liga Indonesia.

Pada 10 Juli 2007, ketika pertandingan Indonesia-Bahrain, ia mencetak gol, memastikan Indonesia menang 2-1.

Perjalanan karir

* SSB Ungaran Serasi (1988-1990)
* Diklat Salatiga (1990-1995)
* Persikas Kab. Semarang (1992)
* Persikas Apac Inti (1995-1999)
* Persija Jakarta (1999-2000)
* EHC Norad (2000-2001)
* Persija Jakarta (2001-2004)
* Selangor FC (2005-2006)
* Persija Jakarta (2007-sekarang)

Bambang Pamungkas
Bambang.gif
Informasi pribadi
Nama lengkap Bambang Pamungkas
Nama panggilan BP
Tanggal lahir 10 Juni 1980 (umur 29)
Tempat lahir Flag of Indonesia.svg, Salatiga, Indonesia
Tinggi 171 cm
Posisi bermain Penyerang
Informasi klub
Klub saat ini Persija
Nomor 20
Klub senior1
Tahun Klub Tampil (Gol)
19992000
20002001
20012004
20052006
2007– sekarang
Flag of Indonesia.svg Persija
Flag of the Netherlands.svg E.H.C. Norad
Flag of Indonesia.svg Persija
Flag of Malaysia.svg Selangor FC
Flag of Indonesia.svg Persija
30 (24)
?? (??)
96 (52)
42 (39)
?? (120)
Tim nasional2
1999 - sekarang Flag of Indonesia.svg Indonesia 66 (35)

1 Penampilan dan gol di klub senior
hanya dihitung dari liga domestik dan
akurat per 20 November 2009.
2 Penampilan dan gol di tim nasional
akurat per 20 November 2009.


Sumber : http://id.wikipedia.org

Read more...

Aliyudin

Supel, mudah bergaul, dan humoris. Itulah sosok Aliyudin. Striker Persija Jakarta itu mampu meraih sukses dalam meniti karir sebagai pemain sepak bola. Berbagai gelar pun telah dia sandang, termasuk pemain terbaik 2007.



Akan tetapi, masih banyak sebetulnya hal menarik seputar pemain berambut gondrong yang juga suami Achni Kusumawardani tersebut. Ali memulai karir bermain sepak bolanya dari klub Indocement Cirebon pada 1995. Setelah enam tahun menempa diri di klub milik perusahaan semen itu, dia kemudian hengkang ke klub Divisi Utama Pelita Krakatau Steel, sebelum akhirnya berlabuh ke Persikota Tangerang dan Persija.

Saat berkostum Persikota selama tiga musim, Ali berhasil mengoleksi 33 gol. Torehan gol terbanyak dia bukukan pada musim pertamanya di Bayi Ajaib (julukan Persikota) dengan 15 gol. Setelah itu, di dua musim terakhirnya, dia hanya menciptakan 18 gol, masing-masing sembilan gol setiap musim.

Tiga musim merumput bersama Persikota membuat pemain yang dikenal memiliki akselerasi, kecepatan, dan akurasi tendangan yang cukup baik itu menjadi ikon Persikota. Dia bahkan sempat menjadi anak emas manajemen tim kebanggaan warga Kota Tangerang tersebut sebelum akhirnya dilepas ke Persija karena masalah finansial.

Meski tercatat sebagai pemain sepak bola profesional, ajang tarkam alias antar kampung masih sering dilakoninya. Adalah lapangan pasir Kalibaru, Jakarta Utara, tempat dia sering tampil membela klub amatir bersama sejumlah rekannya sesama pemain profesional. Tapi, sejak merumput di Persija, hal itu tak lagi dilakukannya.

Tampil di level kompetisi yang cukup bergengsi membuat Ali mengubah sikap dan lebih profesional. Dia pun pernah dihadapkan pada pilihan sulit ketika istri dan anak semata wayangnya terbaring di rumah sakit. Pada saat yang bersamaan, dia harus bertanding menghadapi Pelita Jaya Jawa Barat di ajang DISL 2008/2009.

Meski begitu, Ali tetap fight, bahkan mampu mencetak dua gol. Tak heran, kepada wartawan sesudah pertandingan, Ali mengatakan bahwa dua gol itu dipersembahkan untuk anak dan istrinya.

"Saya ingin terus berkarir di dunia sepak bola hingga kemampuan sudah habis atau kekuatan saya sudah tidak terpakai lagi di sepak bola," ucap Ali.

Dalam hal ini, Ali akan berhenti dari dunia sepak bola sebagai pemain profesional apabila sudah tidak dibutuhkan lagi di timnas maupun klub-klub Indonesia. Kendati meninggalkan karir profesionalnya sebagai pemain sepak bola, Ali tetap akan turun di dunia sepak bola sebagai pelatih. "Selain mencoba untuk menjadi pelatih, saya juga akan membuka bisnis kecil-kecilan," katanya.

Data Diri:

Nama: Aliyudin

Tempat, tanggal lahir: Cikeas, 7 Mei 1980

Umur: 28 tahun

Posisi: Striker

Karir:

Indocement 1995-2001

Pelita KS 2001-2003

Persikota Tangerang 2003-2006

Persija Jakarta 2006-sekarang

Timnas 2004-sekarang..

Sumber : http://bolaindo.com

Read more...

Minggu, 20 Desember 2009

Persija Kembali Menuai Hasil Seri

Sejatinya partai antara Persija vs Pelita Jaya berlangsung menarik, bermain di hadapan puluhan ribu Jakmania yang hadir di Stadion Gelora Bung Karno. Pada babak pertama kedua tim saling melakukan serangan ke pertahanan lawan namun hingga peluit babak pertama berbunyi masih belum tercipta gol, peluang dari kedua tim gagal dimanfaatkan dengan baik pada babak pertama, di babak kedua, baik Persija maupun Pelita mulai meningkatkan serangannya dan terbukti dengan terciptanya gol pertama bagi Pelita di menit 50 oleh Egi Melgiansyah, sontak gol tersebut membuat para pemain Persija berusaha keras untuk mencetak gol balasan sebagai kado kemenangan untuk The Jakmania yang berulang tahun sehari sebelumnya.

Usaha para pemain Persija membuahkan hasil dengan terciptanya gol balasan oleh Bambang Pamungkas pada menit 72 untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1 dan bertahan sampai akhir pertandingan.

Sayangnya pada pertandingan yang berlangsung menarik ini dinodai oleh kepemimpinan wasit yang kurang tegas pada akhir pertandingan, dan menimbulkan kerugian bagi kubu Persija. Beberapa kali keputusan wasit membuat kontroversial seperti yang terjadi di akhir pertandingan tepatnya disaat injury time.

Pada sesi konferensi pers yang turut dihadiri oleh Crew Jak Online (Crew JO), Fandy Ahmad (Pelatih Pelita Jaya, red) mengatakan bersyukur bisa mendapatkan 1 point di kandang Persija meskipun awalnya menargetkan untuk bisa mengalahkan pemain Persija tapi ia sangat bersyukur karena para pemainnya bisa bermain dengan kompak serta menunjukan disiplin dan fighting spirit yang tinggi.

Sedangkan di kubu Persija, saat konferensi pers pelatih kepala Maman Suryaman menyampaikan permohonan maaf kepada para The Jakmania karena belum bisa memberikan hadiah kemenangan sebagai kado ulang tahunnya. Hal tersebut juga di utarakan oleh kapten tim Persija, Bambang Pamungkas. Maman menambahkan bahwa tim nya merasa dirugikan dengan keputusan wasit di saat injury time. BP pun menambahkan lepas dari masalah wasit yang kurang tegas tersebut, para pemain Persija bermain dengan cukup baik tapi Pelita juga memiliki strategi yg baik dalam menghadapi Persija kali ini. BP pun mengatakan, secara hasil akhir pertandingan saya kecewa, tapi soal permainan tim secara keseluruhan saya tidak kecewa. Dan saya berharap pada dua pertandingan kandang berikutnya kami bisa bermain lebih baik lagi. Terutama pada pertandingan melawan Persitara pada Rabu nanti seperti umumnya pertandingan antar tim sekota pasti pertandingan ini akan berlangsung seru. Satu hal yang pasti, kemenangan adalah suatu keharusan saat melawan Persitara harapannya bisa membawa semangat yang positif bagi perkembangan permainan tim selanjutnya'.

Sumber : http://jakmania.org

Read more...

Derby Jakarta Terancam Digelar di Kediri

Derby Jakarta antara tuan rumah Persija Jakarta versus Persitara Jakarta Utara, Rabu (23/12), terancam batal digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) atau Stadion Lebak Bulus.

Penyebabnya, hingga kini Macan Kemayoran belum mengantongi izin pertandingan dari aparat kepolisian. Ketua Umum Persija Toni Tobias menyatakan, izin pertandingan ditahan karena lawannya adalah Persitara. ”Izin pertandingan Rabu belum keluar. Polisi tidak memberikan izin karena lawan berikutnya mereka. Entah itu di SUGBK atau Lebak Bulus sama saja. Kami tetap melobi mereka dan keputusan pastinya ditunggu Senin (21/12) besok,” ungkapnya kemarin.

Sebagai alternatif, Macan Kemayoran membidik markas Persik Kediri, Stadion Brawijaya, sebagai venue bila garansi izin tetap beku, Senin (21/12). Pilihan tersebut lantaran stadion lain yang dibidik, Stadion Singaperbangsa, Karawang, misalnya, tak bisa digunakan karena padatnya agenda. Bukan hanya perizinan, badai internal Macan Kemayoran tampaknya belum reda.

Mereka justru berebut kue panpel. Berkembang wacana setelah derby Jakarta tanggung jawab home ditangani kepada Bambang Sutjipto dkk. ”Ada apa sebenarnya dengan panpel, kok posisi saya digoyang. Kisruh internal penyebabnya Bambang. Dia diparkir karena salah, seperti menjual tiket palsu. Laporan keuangan juga tidak rinci. Apparel senilai Rp3 miliar meski berbentuk material tidak ada. Lihat saja, siapa panpel berikutnya,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Harian Persija Bambang Sutjipto menegaskan, penggantian panpel akan dilakukan saat Macan Kemayoran menjamu Persela Lamongan, Minggu (27/12). Pihaknya juga siap seandainya ketua umum memerkarakan masalah internal Persija ke jalur hukum.

”Laga besok (hari ini) masih memakai personel panpel lama. Tapi, home pada Minggu (27/12) akan jadi tanggung jawab kami setelah bertemu sekjen PSSI supaya lebih terlegitimasi. Kami siap ke mana pun, biar masyarakat tahu siapa yang benar,” tandas Bambang.

Sumber : http://bolaindo.com

Read more...

Kamis, 17 Desember 2009

Persija Pusat Bekukan Kepemimpinan Tony Tobias

Formatur Persija Pusat segara melaporkan hasil Rapat Umum Anggota Luar Biasa (RUALB) Persija Pusat, yang antara lain mendemisionerkan ketuanya, Tony Tobias, kepada PT Liga Indonesia serta Pembina Persija yang juga Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo.

RUALB Persija Pusat yang digelar pada Senin (14/12) malam di Hotel Mega Cikini, Jakarta Pusat itu, diikuti 24 dari 30 anggota klub Persija. Agenda RUALB tersebut meminta pertanggungjawaban Tony Tobias selaku ketua umum Persija priode 2007-2011.

Namun, Tobias tidak datang sehingga RUALB yang dipimpin Lingga, sepakat mendemisionerkan Toni Tobias. Dia dinilai tidak mau mempertanggung- jawabkan berbagai hal, termasuk pengambilalihan panpel Persija pada laga Persija vs Persik Kediri oleh PT Liga Indonesia, serta gagalnya panpel menggelar pertandingan Persija U-21, beberapa waktu lalu

Dalam RUAL tersebut, juga disepakati pembentukan formatur yang dipilih secara demokratis. Jumlahnya tujuh orang dengan ketua Biner Tobing, Wakil Lingga serta sekretaris Azwar Lubis, dan anggota antara lain, Sonny Soemarsono atau Bambang Sutjipto.

Bambang yang dihubungi lewat selulernya, menjelaskan, pihaknya akan menemui CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono dalam waktu dekat. “Pak Joko sedang berada di Bandung, begitu dia di Jakarta, kami akan datang,” katanya.

Agenda menemui PT Liga adalah, menjelaskan panpel pertandingan yang baru serta meminta masukan dari Liga. “Soal panpel tak ada masalah, kami punya pengalaman dan perangkat yang cukup. Tinggal jalan saja,” kata dia

Sumber : http://poskota.co.id

Read more...

Rabu, 16 Desember 2009

Persija Siap Kembali ke SUGBK

Persija Siap Kembali ke SUGBK Persija Jakarta kembali ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Macan Kemayoranakan melunasi utang sewa stadion kepada pengelola. Perseteruan internal Persija mencapai klimaks.

Ketua Umum (Ketum) Persija Toni Tobias dilengserkan oleh 24 klub dari total 30 anggota, Senin (14/12). Hasil rapat umum luar biasa (RULB) anggota itu menunjuk tim formatur. Agenda terdekat mengembalikan venue dari Stadion Lebak Bulus ke SUGBK. Mereka juga menyusun pengurus dan melakukan reorganisasi PT Persija Jaya.

Direktur Bisnis PT Persija Jaya Sony Sumarsono mengatakan, home berikutnya akan digelar di SUGBK. ’’Tadi malam (kemarin) pengurus lama sudah demisioner. Sementara tugas pengurus dijalankan tim formatur, meski operasionalnya biasa. Kami ingin mengembalikan mutu pertandingan home Persija,” ungkap Sony kemarin.

’’Dalam waktu dekat, kami berencana melunasi utang klub sehingga SUGBK sudah bisa dipakai pada home berikutnya. Sekarang Persija menjalani away ke Makassar, tapi begitu kembali mereka akan bermain lagi di SUGBK,” lanjutnya. Home Macan Kemayoran kontra Persik Kediri dan PSPS Pekanbaru terpaksa dievakuasi ke Stadion Lebak Bulus. Imbas pengelola belum melunasi utang sewa stadion musim lalu senilai Rp198 juta.

Bentrok kandang perdana Persija di SUGBK sebelumnya terancam berantakan sebelum penyelenggaraan nya diambil alih Liga. Setelah dijamu Persipura hari ini, Macan Kemayoran akan menjamu Pelita Jaya, Minggu (20/12). Selang tiga hari berikutnya mereka akan menjalani derby kontra Persitara Jakarta Utara.

Namun, panpel harus menyiapkan biaya penyelenggaraan laga di SUGBK sekitar Rp500 juta. Sony menyatakan bahwa nilai Rp198 juta tidak terlalu besar. Mereka juga akan melunasi utang Rp600 juta lain, meski sebenarnya itu uang pinjaman kanan-kiri internal klub yang patungan.

’’Tapi, klub justru dihadapkan pada izin pertandingan. Kami sedang melakukan cross check pengajuan izin ke Polda. Kami bisa kelabakan kalau izin belum diajukan panpel lama. Sebab, tim formatur baru dibentuk semalam (kemarin),” ujarnya. Sony menambahkan, tim formatur juga akan membahas rencana masuknya tiga investor. Nantinya investor diberikan keleluasaan kepemilikan saham klub, tapi dengan beberapa syarat. Menurut dia, rencana reorganisasi PT Persija Jaya tidak menyalahi aturan Liga karena hanya orangnya.

’’Kepemilikan Persija nantinya dilimpahkan kepada yayasan yang beranggotakan 30 klub. Persentase saham memang terserah investor, tapi mereka harus tetap di Jakarta dan tidak mengubah nama klub. Kami juga punya tugas membangun Persija U-21,” lanjutnya. Sementara itu, Ketua Harian Persija Bambang Sucipto menyatakan, figur ketum Persija juga akan ditetapkan dalam waktu dekat.

Calon ketum nantinya harus memenuhi syarat, kapabel, memiliki dana, dan bisa diterima seluruh elemen klub. ”Penetapan figur ketum idealnya sebulan, tapi sepekan ke depan akan diusahakan. Malam nanti (kemarin) kami akan rapat dengan investor tersebut. Pengurus baru memang akan mengembalikan home Persija ke SUGBK dan mereka menanggung semua biayanya,” tandasnya.

sumber : http://bolaindo.com

Read more...

Selasa, 15 Desember 2009

Ketika Yel-yelan Penyemangat Menjadi Yel-yelan Permusuhan

ImageSeperti yang kita ketahui, prestasi timnas kita gak sebaik yang kita harapkan.. tapi aku selalu mencoba bangga dengan timnas karena timnas punya supporter fanatik yang bisa membuat penonton meriding mendengar yel-yelan-nya...

Supporter.. mendengar satu kata ini pasti pikiran kita langsung tertuju pada BOLA... yaaa...,, supporter dan bola bagai seorang anak kembar siam.. dimana ada tim bola di situ pun ada supporternya..

Betapa bangganya aku kalau sebuah media massa atau apapun membahas tentang fanatisme para supporter. Jujur aja pertama aku nonton timnas di GBK (Stadion Utama Gelora Bung Karno, Red.) yang aku tonton bukan permainannya tapi sorak-sorai sang penyemangat menyanyikan yel-yel yang sampai membuat mata aku berkaca-kaca.. Mungkin sebagian orang mengira aku lebay, namun bagi orang yang uda ngerasain dan emang cinta sama bola kata lebay itu gak akan keluar dari mulutnya...

Bicara tentang supporter, di INDONESIA ini pun terdiri dari berbagai warna.. setiap daerah pasti memiliki yang namanya supporter.. dan tidak dipungkiri kalau di suatu daerah pun ada supporter tim luar daerah..

Yah...,, supporter tim luar daerah seperti aku ini.. Persija Jakarta,, suatu tim Ibu kota kebanggaan warga Jakarta yang memiliki warna kebesaran Oren dengan supporter yang bernama JakMania,, aku tinggal di Banten tapi hati aku berlabu di Tim Ibukota ini..

Awal aku suka sama persija, aku gak tahu tuh ada yang namanya permusuhan antar supporter, padahal, dulunya aku ngedukung Persija sama Persib...

Jangan tanya kenapa aku lebih memilih Persija,, karena sampai sekarang pun aku engga tahu alasannya.. Emang bener kata orang, menjadi supporter adalah panggilan hati dan gak bisa dipaksakan.,.

Seiring jalannya waktu aku binggung kenapa ada permusuhan di antara 2 supporter ini,, aku mencoba nanya ke pihak The Jak sama Viking namun kedua jawaban berbeda yang aku dapatkan.. tentunya The Jak membela Jakmania.. dan Viking pun membela Viking.

Ya sudahlah mau diapakan,, yang pasti aku tahu betapa perselisihan ini berimbas pada supporter yang berada di luar kota..

Baru-baru ini ada media massa dan elektronik yang sedang membahas putusan komdis kepada sebuah supporter yang menyanyikan yel-yel berbau rasisme.. sebenernya semua supporter pernah melakukan ini, tapi kenapa yang di sorot begitu dalam menurut aku pada saat sekarang ini..??

Dari sebuah yel-yel yang membuat merinding para pendengarnya yang bertujuan untuk menyematkan tim yang didukungnya sekarang justru menjadi petaka buat persepakbolaan Indonesia..

Yel-yel yang begitu indah didengar malah menimbulkan caci-maki untuk supporter lain..

Kalian yang mencaci di sana, kalian gak tahu bagaiamana susah payah kami supporter yang berada di luar kota yang hanya terdiri dari segelintir oknum, bersusah payah melawan hinaan dari supporter yang kalian caci..

Jangankan untuk berjalan bersama di samping mereka, menampakan muka dengan lambang kebesaran pun kami sudah di caci dari jauh... Mungkin itu hal biasa menurut kalian, tapi menurut kami itu hal yang menyakiti batin kami.. Kalian mungkin tidak bisa merasakannya dan membuat kalian terus dan terus melakukannya.. Mungkin kalian takkan merasakannya karena kalian berada di daerah kekuasaan kalian..

Dari sebuah lagu yang indah yang dibuat dengan maksud menyematkan tim justru sekarang terbalik menjadi penyemangat diri bagi kalian yang lebih mengedepankan otot dari pada berfikir ke depan..

Ayo kawan kita berlangkul bersama demi kemajuan sepak bola Indonesia,,.

DAMAI ITU INDAH Sob,,,

Sumber : http://jakmania.org

Read more...

Persija Kedinginan di Wamena


Tampil malam hari di Stadion Pendidikan, Wamena di luar perkiraan kubu Persija Jakarta. Awalnya, kubu Macan Kemayoran memprediksi laga melawan tuan rumah Persiwa Wamena digelar pada sore hari.

Ya, Minggu 13 Desember 2009, Ismed Sofyan dan kawan-kawan dilumat pasukan Zaenal “Zapello” Abidin, tiga gol tanpa balas. Kekalahan tersebut merupakan keempat kalinya, setelah sebelumnya dipermalukan Persiba Balikpapan, Arema Indonesia serta PSM Makassar.

Dengan kekalahan tersebut, kini Persija berada di zona merah alias degradasi. Dari delapan pertandingan, pasukan Maman Suryaman baru mengemas tiga kemenangan dan sekali seri, dengan total torehan 10 poin.

Penyebab kekalahan tersebut, kata Direktur Teknik Persija, Benny Dollo, karena dua faktor. Yakni cuaca serta non teknis lainnya.

“Coba Anda bayangkan, baru memasuki detik ke-45, wasit sudah menunjuk titik putih. Keputusan wasit Iis Isya Permana menjatuhkan mental anak-anak. Anak-anak juga kedinginan karena bermain malam hari. Sore saja, terjadi kelembaban udara. Hal itu menyulitkan pemain tamu untuk bermain maksimal," kata Bendol.

"Air kemasan beroksigen tak banyak membantu pernapasan anak-anak. Kami, awalnya mengusulkan pertandingan dilangsungkan sore hari. Tapi, keputusan akhir tetap pada panitia pelaksana,” ungkap Benny.

Ia mengusulkan agar pengurus PT Liga Indonesia mau merespon keluhan tim tamu, dengan memonitor setiap pertandingan kandang Persiwa. Soal tidak adanya Bambang Pamungkas dan Aliyudin, sebut Benny yang juga arsitek timnas ini, tak ada pengaruhnya.

Sebab, pada laga sebelumnya, kehadiran kedua pemain tersebut tak banyak membawa dampak. Ia juga membantah bahwa pihaknya sudah merasa kalah sebelum bertanding dan fokus menghadapi Persipura Jayapura pada laga berikutnya.

“Bagi kami semua pertandingan itu penting. Bambang dan Aliyudin tidak ikut lantaran kondisinya tidak bugar. Kalau tetap dipaksakan, tak hanya pemain yang dirugikan, tapi juga klub dan timnas," tutur Bendol.

Keluhan soal adanya faktor non teknis yang acap kali menentukan kemenangan Persiwa sudah sering dilontarkan pelatih maupun ofisial tim lain. Kondisi lapangan yang basah juga dikeluhkan tim tamu.

Meski demikian PT Lga Indonesia bergeming. Stadion Pendidikan tetap diputuskan layak menjadi home ground Pieter Romaropen cs.

Sumber : http://bolaindo.com

Read more...

Kamis, 03 Desember 2009

Posisi Sepakbola Indonesia Diantara Agama, Politik, dan Lain-lainnya

Image"Maaf, misa mingguan besok di Katedral akan dibatalkan, karena akan dipakai untuk turnamen futsal". Apa kira-kira respons masyarakat, terutama umat Katolik akan pemberitahuan tersebut?

Hal yang sama terjadi kepada tim kebanggaan ibukota Persija Jakarta saat ditolak oleh pengelola stadion Gelora Bung Karno untuk melangsungkan pertandingan melawan Persik Kediri dengan alasan bahwa stadion keramat itu akan dipergunakan untuk kegiatan keagamaan. Apa seharusnya diijinkan juga menyelenggarakan sebuah pertandingan sepakbola di Mesjid Istiqlal ?

Inipun bukan pertama kalinya gagalnya Persija maupun Timnas Indonesia untuk beraksi di stadion kebanggaan bangsa itu, dan bukan hanya tersandung ijin polisi, ataupun terkendala kegiatan politik maupun agama, tapi bahkan oleh sebuah promosi obat cina yang sempat menimbulkan kekhawatiran tuan rumah saat menjelang penyelenggaraan turnamen terbesar di Asia 2 tahun silam.

Saya tidak bermaksud menolak acara-acara non-sepakbola yang dilangsungkan di stadion sepakbola, walaupun menurut saya akan lebih baik jika setiap tempat digunakan sesuai tujuannya, tetapi dengan alasan kapasitas tidak jarang yang menggunakan stadion-stadion olahraga untuk acara-acara seperti konser, kebaktian, dll, tetapi itu pula diselenggarakan dengan jadwal yang jelas dan teratur. Tidak mungkin jadwal final Piala FA di Wembley ditunda karena adanya konser musik, ataupun jadwal pertandingan Liga Italia di San Siro diundur karena sebuah pertandingan tinju. Tidak terorganisirnya jadwal dan prioritas merupakan satu kendala besar yang dialami oleh persepakbolaan Indonesia, hal-hal yang seharusnya dapat diatur, direncanakan dan dibereskan secara sempurna saat masa pra-musim malah menjadi suatu rolling event yang harus terus menerus dilakukan tiap minggunya, seperti perihal masalah ijin pertandingan. Entah salah Badan Liga Indonesia (BLI), PSSI, pengelola stadion, Polri, ataupun klub itu sendiri, tetapi kemungkinan besar hal ini terjadi dikarenakan oleh minimnya komunikasi ataupun sikap saling menunda antara semua pihak.

Persija Jakarta masih beruntung untuk dapat menggunakan stadion kebanggaan lama mereka yang tak kunjung direnovasi oleh pemerintah, Lebak Bulus. Tetapi bagaimana jika itu terjadi kepada klub-klub lain yang hanya memiliki satu stadion?

Mungkin publik dan pemerintah belum menyadarinya atau sekedar menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak penting di tengah gejolak dalam negeri. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa sejarah pernah menulis kalau Sepakbola adalah salah satu alat politik yang terkuat, dan bagi banyak orang Sepakbola pun menjadi satu agama yang mereka peluk dengan setia sampai mati. Jadi tolong, Saya mohon, jangan menjadikan kepentingan Sepakbola berada dibawah kepentingan politik dan agama, apalagi hanya sebuah kepentingan satu perusahaan untuk mempromosikan barang dagangannya.

Sumber : http://jakmania.org

Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP