Abanda Herman
Biodata
Nama : Abanda Herman
Lahir: Younde, Kamerun, 20 Februari 1984
Tinggi & berat: 187 cm & 86 kg
Klub: Persija Jakarta
Posisi: stopper
Nomor punggung: 4
Karir: 2003 Canon of Younde (Kamerun)
2004-2005 PSM Makassar
2006-... Persija Jakarta
Dalam sepak bola profesional, kualitas pemain selalu berbanding lurus dengan tebal tipisnya kantong. Setidaknya hal itulah yang dialami oleh salah seorang pemain asing Persija Jakarta, Abanda Herman. Pada Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009, stopper tim berjuluk Macan Kemayoran itu menjadi pemain asing termahal.
Menurut data yang dimiliki Badan Liga Indonesia (BLI), untuk musim 2008/2009, Abanda dibanderol Persija senilai Rp1,35 miliar. Angka itu hanya berselisih Rp200 juta dari pemain termahal musim ini, Bambang Pamungkas, striker Persija.
Untuk menyandang status pemain asing termahal, tentu bukan hal yang mudah bagi Abanda. Saat kali pertama bermain di Indonesia, pria kelahiran Younde, Kamerun, 20 Februari 1984 itu hanya mendapat gaji bulanan. Tak ada nilai kontrak yang ditandatanganinya saat membela PSM Makassar pada 2004 lalu.
”Saat itu Abanda hanya dibayar Rp25 juta setiap bulan. Dia tidak tanda tangan kontrak karena masuk ke PSM pada putaran kedua,” ujar agennya, Jules Denis Onana, di kediamannya, Cinere, Jakarta Selatan kepada VIVanews.
Kedisiplinan Abanda dalam menjaga lini pertahanan dan kejeliannya memanfaatkan umpan-umpan lambung di depan gawang lawan membuat nilai jualnya terus meningkat. Setahun kemudian, PSM pun menyodorkan kontrak Rp440 juta untuk satu tahun.
Lagi-lagi Abanda menunjukkan kualitasnya. Pemain jangkung itu menjadi salah satu aktor di balik kesuksesan PSM menembus babak delapan besar Liga Indonesia 2004.
Setahun kemudian, nama Abanda semakin mentereng di kancah sepakbola nasional. Pemain dengan tinggi badan 187 cm itu mulai diincar klub-klub besar.
Salah satu yang paling berminat kala itu adalah Persija Jakarta. Tim ibu kota itu rela merogoh kocek hingga Rp800 juta untuk mendatangkan Abanda.
Tak mudah bagi Macan Kemayoran untuk mendatangkan Abanda ke Jakarta. Pihak PSM tak mau melepasnya karena dianggap telah menyetujui perpanjangan kontrak.
Abanda bahkan sempat akan dilaporkan kepada FIFA karena dituding telah menerima uang muka perpanjangan kontrak senilai Rp50 juta. Beruntung masalah akhirnya selesai dan Abanda resmi berkostum oranye.
Sayangnya, bersama Persija Jakarta, Abanda belum berhasil mengangkat trofi. Sempat menjadi runner up Liga Indonesia dan Copa Indonesia 2005, prestasi Persija justru terus merosot setiap tahunnya.
Pada Liga Indonesia 2006, Persija sudah tersingkir di babak delapan besar. Sedangkan di Copa, Persija hanya menempati peringkat 3.
Tak ayal, perombakan pemain pun langsung digelar kubu Macan Kemayoran. Sebagian besar legiun asing diganti.
Striker yang sudah dua musim membela Persija, Batoum Urbain Roger jadi salah satu yang menjadi tumbalnya. Pemain yang sempat menjadi kebanggaan pendukung fanatik The Jakmania ini didepak karena dianggap tak produktif lagi.
Begitu juga dengan pemain tengah, Alex Tito Brown. Pemain asal Liberia itu juga dibuang dari Persija. Nasib yang sama juga dialami Oscar Aravena dari Chile dan Erick Mabenga dari Kamerun.
Dengan demikian, satu-satunya pemain asing yang dipertahankan adalah Abanda. Tak tanggung-tanggung, mantan pemain Canon of Younde itu dibanderol dengan angka Rp1,1 miliar.
Meski Persija kembali gagal meraih gelar juara pada Liga Indonesia 2007, posisi Abanda masih tetap aman. Bahkan, untuk musim 2008/2009, banderol Abanda terus naik hingga menyentuh angka Rp 1,35 miliar.
”Saya tak ingin mengomentari kontrak dengan Persija. Bagi saya itu bukan sesuatu yang harus diketahui publik,” kata Abanda usai mengikuti latihan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta.
Menurutnya, berapa pun kontrak yang ditandatangani dengan Persija akan dibayarnya dengan permainan maksimal di atas lapangan. ”Setiap pemain tentu ingin juara. Dan saya ingin mewujudkannya bersama Persija.
Berstatus pemain berkantong tebal, tak membuat Abanda silau dan hidup gemerlap. Pemain yang terkenal pendiam itu memilih untuk menabung uang yang didapatnya dari lapangan hijau. Sebagian lagi dikirimkan ke keluarganya di Kamerun.
0 komentar:
Posting Komentar